PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Pada
dunia pendidikan teknologi memiliki peranan yang penting yaitu sebagai alat
bantu untuk mempermudah kegiatan. Seperti halnya dalam dunia pendidikan
digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat memudahkan seorang
pendidik dalam menyampaikan materi yang disampaikannya.
Penggunaan
teknologi terbukti sangat membantu aktivitas proses belajar di kelas, terutama
untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Namun pada kenyataan
sekarang ini, banyak pendidik yang hanya ingin melaksanakan tugas dengan cepat
tanpa memperhatikan tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi pembelajaran
yang telah disampaikan oleh pendidik tersebut. Hal ini menyebabkan kualitas
belajar siswa menurun dan tidak kreatif, merupakan salah satu dari problem
pendidikan yang harus diatasi dan harus dicari solusinya dengan menggunakan
pendekatan teknologi pendidikan.
2.
Rumusan
Masalah
A.
Apa
saja problem pendidikan aktual?
B.
Bagaimana
menganalisis dan memecahkan problem pendidikan?
3.
Tujuan
A.
Menjelaskan
berbagai problem pendidikan.
B.
Menjelaskan
berbagai model pemecahan masalah.
PEMBAHASAN
A. Teknologi Pembelajaran dan Manfaatnya
Era informasi dan pengenalan
teknologi di dunia pendidikan telah mengubah paradigma pembelajaran. Di era
ini, menurut UNESCO, lembaga-lembaga pendidikan tidak hanya dituntut untuk
mendorong peserta didik untuk belajar (to learn), tetapi juga dituntut untuk
dapat mendorong peserta didik untuk belajar menguasai ilmu (learning to acquire
knowledge), mempromosikan aktivitas belajar bertindak (learning to act),
belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar untuk kehidupan
(learning for life), dengan paradigma belajar sepanjang hayat (life long learning).[1]
Pengaruh penggunaan Teknologi telah masuk dalam dunia pendidikan, dan telah membawa dampak positif yang besar dalam system pendidikan
di Indonesia, serta menciptakan suatu paradigma baru dalam penyelenggaraan pendidikan. Secara khusus Teknologi mempunyai kemampuan dan kontribusi yang sangat besar dalam merubah budaya belajar. Perubahan paradigma ini,
lebih mengarah pada terciptanya budaya learning how to learn, dan budaya long live learning yang tidak tergantung tempat dan waktu. Keunggulan Teknologi yang
diperankan oleh Internet dalam menyediakan informasi siapa saja, yang ditayangkan secara multimedia, telah membawa perubahan dalam budaya belajar khususnya dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Saat ini, banyak lembaga pendidikan (berbagainegara,
telah menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dengan menggunakan bantuan Teknologi. Pendidikan seperti ini dinamakan sebagai e-Education,
e-Learning, e-Campus, e-digital, Tele-Education, Cyber-Campus, Virtual University, dan lain-lain yang juga dilengkapi dengan digital library atau virtual-library termasuk didalamnya e-book.[2]
Terdapatempatmanfaatbesarperanteknologidalampendidikan:
1.
Sebagaialatpengelolaanpengetahuan.
2.
Sebagaialatpembelajaran.
3.
Sebagaialatpengelolaanusaha.
B.
Permasalahan
dan Tantangan dalam Penerapan Teknologi Pendidikan.
Dalam menerapkan
konsep dan prinsip
teknologi dalam pendidikan
dan pembelajaran, perludiperhatikan adanya
masalah, isu, ataupun
tantangan agar teknologi dapat
membantu proses pembelajaran
secara optimal. Permasalahan dan tantangan dimaksud secara garis besar meliputi
perbedaan kondisi wilayah
atau daerah dan
praktik atau pelaksanaan
pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan.
a.
Kondisi
daerah/wilayah
Kondisi geografis, demografis, ekonomis, dan budaya negara kita
bervariasi. Perbedaan tersebut membawa perbedaan, seperti keterbatasan dalam
sumber daya manusia, sumber daya non-manusia, infrastruktur teknologi
komunikasi, mobilitas tenaga ahli komunikasi,pasokan tenaga listrik, langka
atau kurangnya dana
untuk mendukung pengembangan
teknologi dalam pendidikan,
khususnya pendidikan yang menghasilkan
calon guru, dan
sebagainya. Masalah atau
isu-isu tersebut berdampak pada
banyaknya sekolah yang belum
terjamah teknologi informasi
dan komunikasi maju seperti
komputer dan internet.
b.
Praktik/
pelaksanaan
Terdapat perbedaan besar antar-daerah atau sekolah dalam penggunaanteknologi
untuk pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, satu di antaranya
karena perbedaan keterampilan pihak dosen/guru dalam menggunakan Teknologi. Faktor
lain karena kurikulum pendidikan calon
guru yang belum
memasukkan teknologi sebagai
bagian integral dalam
proses pembelajaran.
Ketiadaan sarana dan
prasarana penunjang teknologi juga
merupakan faktor penting
penyebab bervariasinya lembaga-lembaga pendidikan dalam memanfaatkan teknologi.
Bagi banyak guru terutama di pedesaan atau daerah terpencil, akses ke komputer
atau produk teknologi pendidikan yang lain masih berupa
impian. Sebaliknya, bagi
dosen/guru-guru di perkotaan
telah banyak yang
dapat memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk pendidikan, seperti internet, komputer multimedia, VCD, DVD, dan
sebagainya.Secaraterincimasalah-masalahtersebutdapatdijelaskansebagaiberikut.
1)
Kurikulum
·
Belum dikembangkannya kurikulum
yang berkenaan dengan
teknologi informasi dan komunikasi (ICT),
baik sebagai matapelajaran
yang berdiri sendiri
maupun terintegrasi dengan matapelajaran lain sesuai konsep
pembelajaran terpadu.
·
DalampelaksanankurikulumdanpembelajaranbelumsepenuhnyamemanfaatkanTeknologiinformasidankomunikasi.
·
Evaluasiprestasibelajarsiswabelummengacupadapemanfaatanteknologi.
2)
Pendidik
dosen/guru
·
Pengembangan
staf pengajar agar memiliki kemampuan profesional di bidang teknologi
masihbanyak mengalami hambatan,
baik disebabkan oleh
terlalu banyaknya staf
maupun karena terbatasnya waktu,
sarana, dana, dan
tenaga yang tersedia.
Padahal dosen/guru perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang inovatif agar teknologi dapat diterapkan dengan baik sehingga memberi
manfaat kepada siswa.
·
Sikap
pendidik yang enggan mengikuti perubahan dan
rasa takut terhadap teknologi
informasi baru. Ada pendapat
yang menyatakan bahwa
dosen/guru sebagi mana halnya
mahasiswa/siswa, hanya mau mempelajari
keterampilan baru mana kala ada tuntutan kebutuhan untuk itu. Mereka enggan
mengikuti inovasi teknologi bila teknologi tersebut tidak relevan dengan
masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka melaksanakan tugas mereka.
3)
Perangkat
Keras (Hardware)
·
Terbatasnya
akses untuk mendapatkan produk teknologi baru.
·
Ketidaksesuaian
produk-produk teknologi dengan kebutuhan pemakai.
·
Terbatasnya
biaya pengadaan perangkat keras teknologi.
·
Kesulitan
mengikuti cepatnya perkembangan produk teknologi.
·
Terbatasnya
biaya pemeliharaan.
·
Kesulitan
pengoperasian perangkat keras.
·
Kesulitan
mengadakan perbaikan, perawatan, dan penggantian suku cadang.
4)
Perangkat
Lunak (Software)
·
Masalah
hak cipta yang harus dihormati/dihargai jika hendak menggunakan hak milik orang
lain karena untuk memenuhi ketentuan Undang-undang Hak Cipta banyak biaya yang
harus dikeluarkan.
·
Sedikitnya
produk pengembangan perangkat lunak untuk semua bidang studi dan semua jenis,
jenjang, atau tingkatan pendidikan.
·
Terbatasnya
inovasi pengembangan perangkat lunak yang dapat memacu pengembangan kreativitas
dan kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan teknologi.
·
Kebanyakan
perangkat lunak dibuat dengan menggunakan bahasa Inggris. Pengguna yang tidak
menguasai bahasa Inggris akan mengalami kesulitan.
5)
Jaringan
Informasi
·
Belum
luasnya pengembangan jaringan informasi, baik yang bersifat lokal, regional,
maupun global/internasional pada setiap lembaga pendidikan.
·
Belum
meratanya penyebarluasan informasi tentang pengembangan dan pemanfaatan
teknologi.
6)
Paket
Pembelajaran
·
Terbatasnya
pengembangan paket belajar dengan memanfaatkan teknologi untuk keperluan
pembelajaran.
·
Sedikitnya
paket pembelajaran yang ada di pasaran yang sesuai dengan kebutuhan setempat.
7)
Evaluasi
·
Ketiadaan
prosedur dan instrumen evaluasi yang menyangkut pengembangan danpemanfaatan
teknologi.
·
Sedikitnya
kajian/penelitian secara sistematis dampak penggunaan teknologi terhadap proses
dan hasil belajar siswa.
8)
Dana
·
Keterbatasan
sumber dana untuk pengembangan dan pemanfaatan teknologi.
C.
Strategi Pemanfaatan
Teknologi Pembelajaran
Agar teknologi dapat bermanfaat
secara optimal dalam
meningkatkan kualitas dan
produktivitas pembelajaran, maka perlu diterapkan strategi sesuai konsep dan
prinsip teknologi pembelajaran.
Langkah-langkah sistematis pengembangan dan pemanfaatan teknologi secara
terperinci meliputi desain, pengembangan/produksi, pemanfaatan,
pengelolaan, dan evaluasi.[4] Berikut ini disajikan
strategi sistematis pengembangan dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran:
1) Pengembangan Kurikulum
Rusman (2009: 1) berpendapat bahwa
perkembangan yang terkait ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat, berbangsa
dan bernegara, maupun isu-isu di dalam dan di luar negeri merupakan tantangan
yang harus dipertimbangkan dalam kurikulum. Senada dengan pendapat Rusman,
Sumantri (1994: 25) menambahkan bahwa pembangunan pada masa kini dan masa yang
akan datang menuntut perubahan dan inovasi kurikulum.[5]Pengembangan kurikulum dan
pelajaran berkaitan dengan kegiatan yang menghasilkan produk baru.[6]
Perkembangan di bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat
signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara
kerja, metode belajar, gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu,
pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal
pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan
menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan
sehari-hari, bahkan bisa juga dikembangkan menjadi kegiatan wira usaha.[7]
2) Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Teknologi
pendidikan merupakan bidang keilmuan yang memiliki tujuan untuk memfasilitasi
proses belajar dengan memanfaatkan beraneka sumber belajar termasuk teknologi
yang tepat guna agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Teknologi
pendidikan menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah yang berkaitan
dengan membentuk sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya
saing. [8]
Heinich, et al
seperti yang dikutip oleh Prawiradilaga (2012: 68) menyebutkan bahwa belajar
sebagai pengembangan pengetahuan, keahlian, atau sikap ketika seseorang
berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Pada dasarnya melalui belajar,
manusia dapat meningkatkan kapasitas pengetahuan, keahlian, dan sikap sebagai
sumber daya dalam memenuhi kebutuhannya. Belajar dapat memberikan perubahan
dalam diri setiap manusia.
Indonesia
sangat kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Namun, jikakualitas
sumber daya manusia Indonesia rendah, maka negara asing akan dengan leluasa
menguras sumber daya alam yang ada di Indonesia dan sumber daya manusia yang
ada tidak dapat bersaing dengan negara lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi menyediakan berbagai macam sumber belajar. Melalui pemanfaatan
beraneka sumber belajar, diharapkan proses belajar dan pembelajaran dapat
berjalan efektif dan efisien.[9]
Peran teknologi
pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia meliputi: 1)
memfasilitasi belajar melalui proses merancang, mengembangkan, memanfaatkan,
mengelola, dan mengevaluasi sumber-sumber belajar; 2) memecahkan permasalahan
belajar dengan memadukan berbagai bidang keilmuan secara terintegrasi; 3)
memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak, dengan
memperhatikan dan menkaji semua kondisi dan saling berkaitan diantaranya; 4)
menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan
masalah belajar; 5) memberikan pilihan pemecahan permasalahan kinerja
organisasi secara sistematis melalui teknologi kinerja dan desain
instruksional; dan 6) menciptakan inovasi dalam bidang pendidikan dan pembelajaran
serta menyebarkannya.[10]
3)
Penyiapan
perangkat lunak/software
·
Mengembangkan/memproduksi
program teknologi berbasis komputer multi media, seperti hypermedia,
interactive video, CD-ROM, DCD, VCD.
·
Mengembangkan
prototype program teknologi
·
Mengoleksi
program teknologi dengan jalanmembeli atau berlangganan.
·
Mengadakan
ujicoba/evaluasi penggunaan program teknologi untuk pembelajaran.
4)
Penyiapan
perangkat keras/hardware
·
Identifikasi
kriteria perangkat keras teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
·
Meneliti
rasio yang paling efektif tentang jumlah perangkat keras dan perangkat lunak dengan jumlah siswa dan guru/dosen.
·
Meneliti
cara memasang (installing) peralatan teknologi.
·
Mengembangkan
kriteria pemilihan peralatan teknologi.
5)
Pengelolaan,
Organisasi, dan Lingkungan (Setting)
·
Mendirikan
pusat-pusat teknologi (pusat teknologi informasi dan komunikasi untuk
pendidikan dan pembelajaran) di berbagai tingkatan/wilayah: PT, Sekolah,
Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, dan seterusnya).
·
Memaksimalkan
penggunaan pusat-pusat teknologi yang ada untuk mengembangkan dan memproduksi
program teknologi.
·
Menjalin
kerjasama antar instansi/lembagayang terkait untuk mendapat dukungan
(universitas, pusat teknologi, dan sekolah).
·
Mengembangkan
jaringan informasi (network) antar pengembangan dan pengguna teknologi, baik lokal, regional, maupun
internasional (menggunakan internetdan website).[11]
PENUTUP
Kesimpulan
A.
Teknologi Pembelajaran dan Manfaatnya
Pengaruh penggunaan Teknologi telah masuk dalam dunia
pendidikan, dan telah membawa dampak
positif yang besar dalam system pendidikan di Indonesia, serta menciptakan suatu paradigm baru dalam
penyelenggaraan pendidikan. SecarakhususTeknologimempunyaikemampuandankontribusiyang sangatbesardalammerubahbudayabelajar.
Perubahanparadigmini, lebihmengarahpadaterciptanyabudaya learning howtolearn,danbudaya long livelearning yang
tidaktergantungtempatdanwaktu. Empatmanfaatbesarperanteknologidalampendidikan:
1.
Sebagaialatpengelolaanpengetahuan.
2.
Sebagaialatpembelajaran.
3.
Sebagaialatpengelolaanusaha.
4.
Sebagaialatpengkajian.
B.
Permasalahan
dan Tantangan dalam Penerapan Teknologi Pendidikan.
Permasalahan dan tantangan secara
garis besar meliputi perbedaan kondisi
wilayah atau daerah
dan praktik atau
pelaksanaan pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan.
C.
Strategi Pemanfaatan
Teknologi Pembelajaran
Agar teknologi
dapat bermanfaat secara
optimal dalam meningkatkan
kualitas dan produktivitas pembelajaran, maka
perlu diterapkan strategi sesuai konsep dan prinsip teknologi pembelajaran. Langkah-langkah
sistematis pengembangan dan pemanfaatan teknologi secara terperinci meliputi
desain, pengembangan/produksi, pemanfaatan, pengelolaan, dan
evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Yuberti, DinamikaTeknologiPendidikan. (Bandar Lampung: IAIN RadenIntan Lampung)
Priyanto,Dwi.
2006.“Peranan Teknologi Pembelajaran dalam Memecahkan Masalah Strategi
Pembelajaran”. Dalam Insania: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan
Volume 11 April 2006.
Triwiyanto,
Teguh. 2016. “Managemen Kurikulum Dan Pembelajaran”. (Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Achyanadia, Septy. “Peran Teknologi
dalam Meningkatkan Kualitas SDM”. Dalam Pascasarjana: Jurnal Teknologi
Pendidikan Volume 5 tahun 2016.
Haibadnan,
“Inovasi Kurikulum Pembelajaran Berbasis ICT (Information Communication
Technology) di Sekolah”, (https://habibadnan.wordpress.com/2010/12/20/inovasi-kurikulum-pembelajaran-berbasis-ict-information-communication-technology-di-sekolah/), diakses pada tanggal 17
Maret 2019
[1]Yuberti, DinamikaTeknologiPendidikan.
Bandar Lampung: IAIN RadenIntan Lampung. Hal. 35
[2]Op. Cit. Hal. 37
[3]AcengMuhtaramMirfani. “ManfaatdanKendalaTeknologiInformasiPendidikan”.Dalamhttp://file.upi.ac.iddiaksespada 17 Maret 2019, 09.00
[4]
Barbara Seels & Rita Richey, Instructional Technology, hlm. 10.
[5]
Haibadnan, “Inovasi Kurikulum Pembelajaran Berbasis ICT (Information
Communication Technology) di Sekolah”, (https://habibadnan.wordpress.com/2010/12/20/inovasi-kurikulum-pembelajaran-berbasis-ict-information-communication-technology-di-sekolah/),
diakses pada tanggal 17 Maret 2019
[6] Teguh
Triwiyanto, “Managemen Kurikulum Dan Pembelajaran”, (Jakarta: PT Bumi Aksara),
2016, hlm 86
[7] Op cit,.
Habibadnan
[8]Septy Achyanadia, “Peran
Teknologi dalam Meningkatkan Kualitas SDM”, Jurnal Teknologi Pendidikan.
Vol. 5. No. 1 Tahun 2016, 12-13
[9] Ibid.,
Septy Achyanadia, hlm 17
[10] Ibid.,
Septy Achanadia, hlm 20
[11] Dwi
Priyanto, “Peranan Teknologi Pembelajaran dalam Memecahkan Masalah Strategi
Pembelajaran”, Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, Vol. 11. No. 1 Tahun
2006, hlm 8-9
Komentar
Posting Komentar